SEJARAH SINGKAT KARATE DI INDONESIA
5:39 AM
Unknown
0 Comments
5:39 AM Unknown 0 Comments
Karate masuk di Indonesia bukan dibawa
oleh tentara Jepang, melainkan oleh mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang kembali
ke Tanah Air, setelah mereka menyelesaikan pendidikannya di Jepang. Tahun 1963,
beberapa mahasiswa Indonesia, antara lain : Baud Adikusumo, Muchtar, dan
Karyanto mendirikan dojo di Jakarta. Mereka inilah yang mula-mula
memperkenalkna Karate (aliran Shotokan) di Indonesia, dan selanjutnya pada
tanggal 10 Maret 1964, mereka membentuk wadah yang mereka namakan PORKI
(Persatuan Olahraga Karate). Beberapa tahun kemudian berdatangan ex mahasiswa
Indonesia dari Jepang, seperti Setyo Harsono(pendiri Gojukai), Anton Lesiangi,
Sabeth Muchsin, dan Chairul Taman yang turut mengembangkan Karate di Tanah Air.
Di samping ex mahasiswa tersebut di atas, orang Jepang yang datang ke Indonesia
dalam rangka usaha telah pula ikut memberikan warna bagi perkembangan karate di
Indonesia. Mereka ini antara lain : Matsusaki(Kyushin Ryu - tahun 1966),
Ishi(Goju Ryu - tahun 1969), Hayashi(Shito Ryu - tahun 1971) dan Masutatsu
Oyama(Kyokushinkai - tahun 1967)*.
Karate ternyata mempunyai banyak penggemar, yang imprementasinya terlihat muncul dari berbagai macam organisasi (pengurus) Karate dengan berbagai aliran, seperti yang dianut oleh masing-masing pendiri perguruan. Banyaknya perguruan Karate dengan berbagai aliran menyebabkan terjadinya ketidakcocokan di antaranya para tokoh tersebut, sehingga menimbulkan perpecahan di dalam tubuh PORKI. Namun, akhirnya dengan adanya kesepakatan bersatu dalam upaya mengembangkan Karate di Tanah Air, pada tahun 1972 dibentuklah satu wadah organisasi Karate yang diberi nama FORKI (Federasi Olahraga Karate-DO indonesia. Sejak terbentuknya FORKI sampai saat ini selain beranggotakan 27 anggota pengurus daerah(Pengda) juga beranggotakan 25 pengurus Karate. Tujuan FORKI adalah mengembangkan Karate-DO sebagai olahraga seni serta ilmu membela diri untuk memupuk kepribadian yang luhur dan terbuka bagi setiap warga negara Indonesia, membantu usaha memajukan bangsa Indonesia yang sehat, kuat, dan berjiwa besar dalam rangka ketahanan nasional dan pembangunan pada umumnya, serta membina persatuan sesama aliran olahraga Karate-DO seluruh Indonesia.
Persyaratan organisasi atau perguruan Karate-Do di Indonesia untuk menjadi anggota FORKI adalah minimal mempunyai 5(lima) daerah tingkat satu, dan tiap-tiap daerah tingkat satu mempunyai 3(tiga) cabang, serta tiap-tiap cabang mempunyai 3(tiga) ranting. FORKI tidak lagi menerima penambahan keanggotaan organisasi perguruan karate-do yang baru. Bila ada perguruan karate-do di luar anggota FORKI yang kedudukan dan pusatnya berada di Indonesia bermohon untuk menjadi anggota FORKI, maka perguruan tersebut bisa melakukannya dengan bergabung pada perguruan karate-do yang telah menjadi anggota FORKI berdasarkan/ sesuai dengan kedekatan alirannya dan harus menanggalkan identitas perguruannya. Pada prinsipnya setiap perguruan atau aliran Karate-DO FORKI dibenarkan berafiliasi dengan perguruan yang berada di luar negeri, khususnya di bidang tekhnik perkaratean, namun untuk mengikuti pertandingan ke luar negeri, setiap perguruan atau aliran harus seizin pengurus besar FORKI.
Tingkatan Warna Sabuk Karate
5:38 AM
Unknown
1 Comments
5:38 AM Unknown 1 Comments
Sabuk Karate sendiri
terdiri dari 6 warna sabuk yang diawali dari sabuk putih dan yang tinggi sabuk
hitam. Arti dari warna sabuk tersebut yakni :
·
SABUK PUTIH: melambangkan kemurnian dan kesucian. Kemurnian dan kesucian
ini merupakan kondisi dasar dari pemula untuk menerima dan mengolah hasil
latihan dari guru masing-masing. Artinya berkembang atau tidaknya karateka ini
tergantung dari apa yang diberikan oleh
senpai atau sensei mereka. Kemudian, setelah materi atau nilai Karate telah disampaikan sesuai dengan apa yang seharusnya, selanjutnya tanggung jawab ada pada masing-masing individu.
senpai atau sensei mereka. Kemudian, setelah materi atau nilai Karate telah disampaikan sesuai dengan apa yang seharusnya, selanjutnya tanggung jawab ada pada masing-masing individu.
·
SABUK KUNING: melambangkan warna matahari yang diibaratkan bahwa karateka telah
melihat “hari baru” dimana dia telah mampu memahami semangat Karate, berkembang
dalam karakter kepribadiannya dan juga teknik yang telah dipelajari. Sabuk
kuning juga merupakan tahapan
terakhir dari seorang “raw beginner” dan biasanya sudah mulai belajar tahapan-tahapan gerakan kumite bahkan ada juga yg mulai turun di suatu turnamen.
terakhir dari seorang “raw beginner” dan biasanya sudah mulai belajar tahapan-tahapan gerakan kumite bahkan ada juga yg mulai turun di suatu turnamen.
·
SABUK HIJAU: Sabuk ini merepresentasikan warna rumput dan pepohonan. Pemegang
sabuk hijau ini sudah harus mampu memahami dan menggali lebih dalam lagi segala
sesuatu yang berkaitan dengan karate seiring dengan bertumbuhnya semangat dan
teknik gerakan yang sudah
dikuasainya. Sifat dari warna hijau ini adalah pertumbuhan dan harmoni. Dengan demikian seorang karateka sabuk hijau diharapkan dalam proses pertumbuhannya mulai bisa memberikan harmoni dan keseimbangan bagi lingkungan.
dikuasainya. Sifat dari warna hijau ini adalah pertumbuhan dan harmoni. Dengan demikian seorang karateka sabuk hijau diharapkan dalam proses pertumbuhannya mulai bisa memberikan harmoni dan keseimbangan bagi lingkungan.
·
SABUK BIRU: Warna sabuk ini melambangkan samudera dan langit. Artinya karateka
harus mempunyai semangat luas seperti angkasa dan sedalam samudera. Karateka
harus sudah mampu memulai berani untuk menghadapi tantangan yang dihadapinya
dengan semangat
tinggi dan berfikir bahwa proses latihan adalah sesuatu yang menyenangkan dan bisa merasakan manfaat yang didapatkan. Karateka harus sudah bisa mengontrol emosi dan berdisiplin.
tinggi dan berfikir bahwa proses latihan adalah sesuatu yang menyenangkan dan bisa merasakan manfaat yang didapatkan. Karateka harus sudah bisa mengontrol emosi dan berdisiplin.
·
SABUK COKLAT: Warna sabuk ini dilambangkan dengan tanah. Sifat warna ini adalah
stabilitas dan bobot. Artinya seorang karateka pemegang sabuk coklat mulai dari
tingkatan kyu 2 sampai 1 harus bisa memberikan kestabilan sikap, kemampuan yang
lebih dari pemegang sabuk di
bawahnya, dan juga sikap melindungi bagi junior-juniornya. Selain itu, sikap yang harus dimiliki adalah sikap menjejak bumi (down to earth) dan rendah hati pada sesama.
bawahnya, dan juga sikap melindungi bagi junior-juniornya. Selain itu, sikap yang harus dimiliki adalah sikap menjejak bumi (down to earth) dan rendah hati pada sesama.
·
SABUK HITAM : Warna hitam sendiri melambangkan keteguhan dan sikap
kepercayaan diri yang didasari pada nilai kebaikan universal. Warna sabuk ini
menjadi idaman bagi setiap karateka untuk mendapatkannya. Namun, di balik semua
prestise sabuk hitam terdapat tanggung jawab besar
dari karateka. Pada tahap ini, pemegang sabuk hitam mulai dari Dan 1 sampai selanjutnya sebenarnya baru memasuki tahap untuk mendalami karate yang lebih mendalam. Teknik maupun penguasaan makna hakiki dari kebaikan nilai karate sudah harus menjadi bagian dari karateka. (penggambaran Gichin Funakohsi).
dari karateka. Pada tahap ini, pemegang sabuk hitam mulai dari Dan 1 sampai selanjutnya sebenarnya baru memasuki tahap untuk mendalami karate yang lebih mendalam. Teknik maupun penguasaan makna hakiki dari kebaikan nilai karate sudah harus menjadi bagian dari karateka. (penggambaran Gichin Funakohsi).
Sebagian perguruan Karate
di Indonesia, menggunakan sistem peringkat selain sabuk yakni kyu, ada beberapa
perbedaan ketika sabuk biru (kyu 4) mengikuti ujian kenaikan sabuk coklat. Ada
yang turun kyu dari kyu 4 menjadi kyu 3,5. Di perguruan lain ada yang langsung dari
kyu 4 menjadi kyu 3. Dengan demikian, bagi sebagian perguruan Karate di
Indonesia ada yang menerapkan ujian kenaikan sabuk coklat sebanyak 4 kali (2
tahun atau 4 semester) sampai mendapat kyu 1. Namun bagi sebagian yang lain,
bisa hanya sampai 1,5 tahun atau 3 semester. Maka warna sabuk dalam Karate
selain sebagai pembeda antara karateka yang baru belajar/pemula dengan yang
sudah lama menekuni Karate, sabuk dipergunakan lebih luas dari itu yakni
sebagai proses pendorong bagi karateka untuk terus giat belajar dan berlatih.
Selain itu juga, bagaimana perbedaan sabuk ini justru menjadi dorongan bagi
semua karateka untuk saling menghormati dan menghargai satu sama lain.
Analisis SWOT
4:48 AM
Unknown
0 Comments
4:48 AM Unknown 0 Comments
Analisis swot
Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths),
kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats)
dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang
membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini melibatkan
penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan
mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak
dalam mencapai tujuan tersebut. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara
menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya,
kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah
bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage)
dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi
kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari
peluang (opportunities)yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths)
mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah
bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat
ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.
Analisis SWOT terdiri
atas 4 (empat) faktor sebagai berikut:
1. Strength (Kekuatan)
Strength merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek, atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek, atau konsep bisnis itu sendiri.
2. Weakness (Kelemahan)
Weakness merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek, atau konsep bisnis yang ada. Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek, atau konsep bisnis itu sendiri.
3. Opportunities (Peluang)
Opportunities merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang akan terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari organisasi, proyek, atau konsep bisnis itu sendiri misalnya, competitor, kebijakan pemerintah, dan kondisi lingkungan sekitar.
4. Threat (Ancaman)
Threat merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu organisasi, proyek, atau konsep bisnis itu sendiri.
1. Strength (Kekuatan)
Strength merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek, atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek, atau konsep bisnis itu sendiri.
2. Weakness (Kelemahan)
Weakness merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek, atau konsep bisnis yang ada. Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek, atau konsep bisnis itu sendiri.
3. Opportunities (Peluang)
Opportunities merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang akan terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari organisasi, proyek, atau konsep bisnis itu sendiri misalnya, competitor, kebijakan pemerintah, dan kondisi lingkungan sekitar.
4. Threat (Ancaman)
Threat merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu organisasi, proyek, atau konsep bisnis itu sendiri.
Dengan analisa SWOT akandidapatkan karakteristik
dari kekuatan utama, kekuatan tambahan, faktor netral, kelemahan utama dan
kelemahan tambahan berdasarkan analisa lingkungan internaldan eksternal
yang dilakukan. Dari analisa tersebut potensi dari suatu institusi untukbisa
maju dan berkembang dipengaruhi oleh : bagaimana institusi memanfaatkan pengaruh
dari luar sebagai kekuatan tambahan serta pengaruh lokal dari dalam
yangterdapat empat langkah utama yang harus dilakukan, yaitu :
1. Mengidentifikasi existing strategy yang telah ada dalam institusi
sebelumnya. Strategi ini bisa jadi bukan merupakan strategi yang disusun
berdasarkan kebutuhan institusi menghadapi gejala perubahan lingkungan
eskternal yang ada melainkan merupakan strategi turunan yang telah ada
sejak lama dipegang institusi.
2. Mengidentifikasi perubahan-perubahan lingkungan yang dihadapi
institusi dan masih mungkin terjadi di masa mendatang.
3. Membuat cross tabulation antara strategi yang ada saat ini dengan
perubahanlingkungan yang ada.
4. Menentukan katagorisasi kekuatan dan kelemahan berdasarkan
penilaian apakahstrategi yang saat ini ada masih sesuai dengan perubahan
lingkungan di masamendatang : Jika masih sesuai strategi tersebut menjadi
kekuatan/peluang, dansudah tidak sesuai merupakan kelemahan.
Faktor Lingkungan dalam Analisis SWOT
Walaupun terdapat beberapa metode penentuan
faktor SWOT, secara umum terdapat keseragaman bahwa penentuan tersebut akan
tergantung dari faktor lingkungan yang berada di luar institusi. Faktor
lingkungan eksternal mendapatkan prioritas lebih dalam penentuan strategi
karena pada umumnya faktor-faktor ini berada di luar kendali institusi
(exogen) sementara faktor internal merupakan faktor-faktor yang lebih
bisa dikendalikan.
Faktor-faktor yang menjadi
kekuatan-kelemahan peluang dan ancaman :
Ø Kekuatan dan Kelemahan. Kekuatan adalah faktor
internal yang ada di dalam institusi yang bisa digunakan untuk
menggerakkan institusi ke depan. Suatu kekuatan / strenghth (distinctive
competence) hanya akan menjadi competitive advantage bagi suatu institusi
apabila kekuatan tersebut terkait dengan lingkungan sekitarnya, misalnya
apakah kekuatan itu dibutuhkan atau bisa mempengaruhi lingkungan di
sekitarnya. Jika pada instutusi lain juga terdapat kekuatan yang dan
institusi tersebut memiliki core competence yang sama, maka kekuatan harus
diukur dari bagaimana kekuatan relatif suatu institusi dibandingkan dengan
institusi yang lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak semua kekuatan
yang dimiliki institusi harus dipaksa untuk dikembangkan karena adakalanya
kekuatan itu tidak terlalu penting jika dilihat dari lingkungan yang lebih
luas. Hal-hal yang menjadi opposite dari kekuatan adalah kelemahan.
Sehingga sama dengan kekuatan, tidak semua kelemahan dari institusi harus
dipaksa untuk diperbaiki terutama untuk hal-hal yang tidak berpengaruh
pada lingkungan sekitar.
Ø Peluang dan Ancaman. Peluang adalah faktor yang
di dapatkan denganmembandingkan analisa internal yang dilakukan di suatu
institusi (strenghth danweakness) dengan analisa internal dari kompetitor
lain. Sebagaimana kekuatanpeluang juga harus diranking berdasarkan success
probbility, sehingga tidak semua peluang harus dicapai dalam target dan
strategi institusi. Peluang dapatdikatagorikan dalam tiga tingkatan :
·
Low, jika memiliki daya
tarik dan manfaat yang kecil dan peluangpencapaiannya juga kecil.
·
Moderate : jika memiliki
daya tarik dan manfaat yang besar namunpeluang pencapaian kecil atau
sebaliknya.
·
Best, jika memiliki daya
tarik dan manfaat yang tinggi serta peluangtercapaianya besar.
Ø Ancaman adalah segala sesuatu yang terjadi
akibat trend perkembangan (persaingan) dan tidak bisa dihindari. Ancaman
juga bisa dilihat dari tingkat keparahan pengaruhnya (serousness) dan
kemungkinan terjadinya (probability of occurance). Sehingga dapat dikatagorikan
:
·
Ancaman utama (major
threats), adalah ancaman yang kemungkinanterjadinya tinggi dan dampaknya besar.
Untuk ancaman utama ini,diperlukan beberapa contingency planning yang harus
dilakukan institusiuntuk mengantisipasi.
·
Ancaman tidak utama
(minor threats), adalah ancaman yang dampaknyakecil dan kemungkinan terjadinya
kecil
·
Ancaman moderate, berupa
kombinasi tingkat keparahan yang tingginamun kemungkinan terjadinya rendah dan
sebaliknya.
Ø Sehingga dari kacamata analisa lingkungan
eksternal dapat dijelaskan bahwa :
·
Suatu institusi
dikatakan memiliki keunggulan jika memiliki majoropportunity yang besar dan
major threats yang kecil
·
Suatu institusi
dikatakan spekulatif jika memiliki high opportunity danthreats pada saat yang
sama
·
Suatu institusi
dikatakan mature jika memiliki low opportunity dan threat
·
Suatu institusi
dikatakan in trouble jika memiliki low opportinity dan highthreats.
Tujuan penetapan visi antara lain adalah :
(1) mencerminkan
apa yang akan dicapai
(2) memberikan
arah dan fokus strategi yang jelas
(3) menjadi
perekat dan menyatukan berbagai gagasan strategik
(4) memiliki
orientasi terhadap masa depan.
Meskipun sifatnya adalah impian, visi harus
memenuhi kriteria di antaranya adalah :
a) Dapat dibayangkan oleh seluruh anggota organisasi
b) Mengandung nilai yang diinginkan oleh anggota organisasi
c) Memungkinkan untuk dicapai
d) Terfokus pada efisiensi, efektivitas dan ekonomis
e) Berwawasan jangka panjang tetapi tidak mengabaikan perkembangan
zaman
f) Dapat dikomunikasikan dan dimengerti oleh
seluruh anggota organisasi.
Dari visi akan
dituangkan cara yang digunakan institusi dalam mencapai visi.
Secara konseptual cara tersebut akan tertuang dalam misi dan secara
aplikatif akan terlihat dalam strategi.
BIODATA
5:55 AM
Unknown
0 Comments
BIODATA :')5:55 AM Unknown 0 Comments
Data pribadi !
Nama : Andini Kasude Saputri
Tempat/tgl lahir : U.P/ 07 Maret 1995
Alamat : Gowa
Status : Couple :D hehe
Agama : Islam
Langganan:
Postingan (Atom)
0 komentar: